Tana
Paser, 28/1 Seperti biasa pertemuan teknis pada setiap hari kamis pada
minggu ke I dan II setiap bulannya, secara kontinyu hingga akhir tahun
pada setiap bulannya. Adapun pertemuan itu sendiri, mengupas mengenai
"Kebijakan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser tahun 2016."
Rapat itu sendiri dilaksanakan di ruang rapat pertemuan, pada jam 09.00
wita dihadiri oleh seluruh penyuluh sekecamatan tanah grogot dan
penyuluh BKPP kabupaten Paser (Giovani Sinaga, SP). Penyuluh urusan SDM,
Programer, supervisor, dan kasubbag tu.
Dalam pertemuan itu,
sebagai pembuka acara tersebut oleh programer (Burhan, SP), dilanjutkan
percakapan bersama kepala BP3K (H. Sudarsono, SP, MP), disela pertemuan
tersebut kepala BP3K juga minta laporan luas tanam agar perlu extra
perhatian karena diminta.
H. Sudarsono juga mengingatkan," mari
kita samakan persepsi mengenai "alur RDKK di buat oleh petani dan di
rekap oleh Gapoktan di serahkan ke BP3K dan barulah dikirim ke
Distambun, Dispertan Provinsi, lalu Kementan, hingga sampai ke pusat."
ini bersifat satu tahun kedepan perlu di hitung biayanya, tegasnya pada
pertemuan tersebut.
Ditambahkannya pula kita perlu waspada
terhadap hama tikus dan selalu siap bagaimana menanggulĂ nginya, kita
harus selalu siaga menghadapi kedepannya, seperti kata pepatah, "sedia
payung sebelum hujan, ucapnya sambil tersenyum." siap-siap, penyuluh
agar melengkapi untuk KGB mungkin ada yang mendapatkannya agar tidak
terlupa." ucapnya, pada ruang rapat saat itu."
Disela pertemuan
itu, Penyuluh urusan SDM (H. Muslich, SP) menjelaskan, "laporan luas
tanam di 10 (sepuluh) namun hanya 8 desa yang memiliki realisasi luas
tanam namun 2 desa lainnya belum ada realisasi tanam karena beberapa
kendala baik belum tanam atau kendala belum ada PPLnya (pulau rantau)
untuk musim tanam dibulan OKMAR namun janju belum ada tanam padi sawah
dan pulau rantau belum ada pengganti PPLnya dan realisasi luas tanam di
dua desa tersebut terkendala di dua hal itu, sedangkan dengan sasaran
luas tanam hingga minggu ke IV di bulan januari 2016 seluas 795 HA,
realisasi luas tanam 465 dengan total 58,49 persen itulah jumlahnya, dan
luas padi ladang terdapat 4 desa yang berpotensi yaitu janju, tepian
batang, jone, dan pepara, sebanyak 18 HA dari total desa tersebut,
"jelasnya di pertemuan."
Dilanjutkan oleh pengamat hama
(Bambang), Mengungkapkan, " Panas dan hujan yang ekstrim seperti ini,
biasanya muncul orong orong yang diserang bagian akar akibatnya tanaman
akan layu, berikutnya sanitasi yang baik juga perlu, karena tikus radius
600 meter itu bisa memantau dimana posisi tanaman padi dengan
antenanya. ia menambahkan pengendaliannya dicari lubangnya, berbeda pula
jika saat migrasi tikus atau saat musim kawin tikus, betina akan
memiliki aroma tertentu dan akhirnya didatangi tikus jantan dan kawin
dengan anak berkisar maksimal 12 ekor hingga minimal 6 ekor
perindukannya. Antisipasinya dengan klerat , tiran atau alternatif
lainnya. "ungkapnya diruang rapat." (WA) #bp3ktanahgrogor #wa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar