Senin, 08 September 2014

Penggunaan feromon untuk pengendalian hama penggerek batang padi

Alat perangkap berferomon merupakan salah satu alat untuk pengendalian hama penggerek pada batang padi, selain tanaman padi alat ini juga dapat digunakan untuk tanaman bawang merah, tomat, kentang dan tanaman sayuran lainnya. 
Pemasangan alat ini sudah dilakukan dua kali di provinsi Jambi, yang pertama di desa Hyang Kabupaten Kerinci, kedua di desa Sarkam Kabupaten Sarolangun yang keduanya merupakan sentra produsi padi di Jambi. 
Hama penggerek merupakan Salah satu penyebab rendahnya produksi padi, terlambatnya pengendalian hama penggerek karena hama tanaman terserang baru diketahui petani setelah adanya kerusakan, seperti  gerekan larva (ulat) atau adanya kotoran ulat pada batang padi.
Pengendalian yang dilakukan selama ini hanya dengan menggunakan insektisida.  Teknologi lain yang efektif, efisien dan ramah lingkungan untuk memantau atau mengendalikan hama penggerek batang padi adalah dengan pemasangan alat perangkap berferomon.
Feromon merupakan senyawa yang di dilepas oleh salah satu serangga betina yang dapat mempengaruhi  serangga lain yang sejenis dalam  sisitem kawin serangga tersebut.
Penggunaan feromon untuk pengendalian hama penggerek batang padi dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap toples plastik yang dirancang khusus.  Pada bagian dinding toples diberi lobang memanjang selebar lebih kurang 2 cm sebagai jalan masuk serangga penggerek batang padi.
Karet berferomon digantung menggunakan kawat dan peniti pada tutup toples tepat diatas lobang masuk serangga, sedangkan pada bagian bawah toples diisi dengan air sabun. Perangkap berferomon ditempatkan pada areal persawahan secara acak, untuk pemantauan diperlukan 5-6 unit per hektar dan untuk penanggulangan dibutuhkan 12-15 unit per hektar dipasang pada jarak yang proposional. 
Pemasangan alat perangkap dilakukan pada saat mulai tanam atau paling tidak 10 hari setelah tanam, ditempatkan pada ketinggian 50-75 cm diatas permukaan tanah  atau sedikit diatas  tajuk tanaman.
Peneliti BPTP Jambi & Peneliti Balai Besar Biogen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar