PROFIL PENYULUH PERTANIAN SWADAYA BASRANI SEBAGAI PEMENANG JUARA I SE-KALTIM

BASRANI, PENYULUH SWADAYA DARI DESA SUNGAI TUAK,

  HOBY MENCARI INFORMASI PERTANIAN DAN SENANG MENGIKUTI KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

•                              NAMA                        : BASRANI

•      ALAMAT                    : DESA SUNGAI TUAK RT.O9 KECAMATAN TANAH

  GROGOT KABUPATEN PASER

             PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

•      T/TGL LAHIR             : SUNGAI TUAK/ 15 OKTOBER 1975

•      HP                              : 082357103220

•      AGAMA                      : ISLAM

•      STATUS                    : KAWIN

•      PENDIDIKAN            : SMA

•      PEKERJAAN             : PETANI PADI SAWAH

•      HOBBY                      : MENCARI INFORMASI TENTANG PERTANIAN

•      MULAI BERTANI       : SEJAK KELAS  6 SD HINGGA SEKARANG

•      LUAS SAWAH           : 1 (SATU) HA

•      MOTTO                      : MEMBAGI INFORMASI   YANG BERMANFAAT BAGI

  PETANI LAIN DAN  MENJALANINYA  SECARA TULUS     

  DAN  IKLAS DENGAN NIAT SEBAGAI IBADAH

             YAITU SEBAGAI PENYULUH SWADAYA

Tana Paser, 28/7 Basrani yang lahir pada tahun 1975 di Desa Sungai Tuak yang terletak di sebuah pulau kecil sebelah Timur ibukota Kabupaten Paser, tapi karena akses transportasi hanya melalui air maka perkembangan di Desa ini sangat lambat.  Desa Sungai Tuak adalah Desa yang berada di pinggiran sungai Kandilo dengan luas wilayah   650 Hektar, dominan terdiri dari dataran rendah dan tingkat kesuburan tanah relatif rendah yang terdapat anak-anak sungai di dalamnya.  Desa ini berjarak 0,5 km dari ibukota Kecamatan Tanah Grogot , 1 km dari ibukota Kabupaten Paser dan 276 Km dari ibukota Propinsi Kalimantan Timur.  Mayoritas penduduknya adalah petani padi sawah pasang surut.

Sejak duduk di bangku SD kelas VI, Basrani kecil mulai membantu orang tuanya disawah hingga pada tahun 1987 pada usia 12 tahun , dia sudah  mengelola lahan milik  orang tuanya   seluas 0,25 Ha untuk digarap sendiri.  Pada tahun tersebut di Desa Sungai Tuak masih menanam padi lokal yang umurnya sampai 6 bulan, dan tanpa menggunakan alat pengolah lahan hanya memakai tajak ntuk menebas rumput.    

Pada tahun  1991,  Basrani Remaja menanam padi lokal varitas Pance puteh yang umurnya 6 bulan  dengan menanam bibit padi umur +23 hari setelah semai, padahal kebiasan petani kebanyakan menggunakan bibit yang berumur 40-50 hari.  Ternyata tanaman padinya menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak dan produksi yang lebih tinggi dibandingkan petani lainnya.  Sejak itulah banyak para petani mengikuti Basrani Remaja menaman padi dengan umur bibit lebih muda.  Basrani yang hobby mencari informasi tentang pertanian suka membaca, baik brosur pertanian maupun tabloid sinar tani, dan mencoba sesuatu yang baru,  walaupun hal tersebut tidak langsung berhasil tapi dia selalu berkeinginan untuk mencoba lagi dan menyesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi di tempatnya, terutama dalam mencoba varitas-varitas padi sawah yang unggul yang berumur genjah dan mengurangi pemakaian varitas lokal yang berumur panjang.   Kemudian apa yang dicobanya tersebut disampaikan kepada petani lainnya, dengan harapan mereka mau mengikutinya.  Walaupun tidak mudah menyampaikan suatu informasi atau inovasi pertanian kepada petani lain yang kebanyakan merupakan petani yang sudah tua dan merasa lebih berpengalaman dari Basrani yang masih muda.    Tapi Basrani tetap selalu  berusaha tani sesuai anjuran dari Penyuluh atau informasinya yang didapatnya dan dia berfikir lebih baik kita berbuat dan orang lain akan melihat  hasilnya.    Disamping itu juga dia mengajak anak anak  yang putus  sekolah SD atau SMP menjadi petani untuk menggarap lahan orang tua mereka,  bagi Basrani anak muda lebih mudah menerima informasi pertanian dan mau mencoba yang baru sehingga anak anak muda tersebut dapat memberi contoh pada orangtuanya.  Upaya yang dilakukan itu selama lebih kurang 10 tahun terakhir sehingga  mulai anak anak yang putus sekolah tersebut sekarang bisa bertani dan menjadikannya sebagai pekerjaan pokoknya.

            Pada saat dimulainya kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu ( SL PTT) Padi Sawah Tahun 2010,  Basrani mulai menerapkan menanam dengan pola tanam jajar legowo sampai sekarang.  Untuk memudahkan menanam pola jajar legowo dia membuat inovasi bersama temannya pak Sarif  untuk membuat alat bantu patok pola tanam jajar legowo yang disebutnya alat HA. Alat HA adalah potok yang dibuat dari kayu atau besi berbentuk huruf H, sebagai patok untuk mengikat tali membuat pola jajar legowo sebelum padi ditanam.   Kemudian juga bersama temannya pak Baco Tang,  membuat alat garu yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meratakan tanah yang bisa diatur posisinya dengan menarik tali yang diletakan pada hand tractor,  pada lahan yang tidak rata, garu diturunkan tapi pada lahan yang`sudah rata , garu ditarik dengan tali. 

.

Pada tahun 1998, Basrani diberi kepercayaan sebagai Bendahara Kelompok Tani Malisiparappe sampai dengan sekarang,  kemudian pada tahun  2008 Basrani dipilih sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang terdiri dari 10 kelompok tani  se Desa Sungai Tuak, pada tahun 2012 pembentukan Kelompok Usaha Penangkar Benih Padi, Basrani diangkat sebagai Sekretaris.  Sedangkan pada tahun  2010, Basrani  terpilih sebagai sekretaris KTNA Kecamatan Tanah Grogot sampai sekarang.  Basrani juga banyak mengikuti pelatihan yang diselengarakan oleh Dinas Pertanian maupun instansi terkait, yaitu kegiatan SL-PTT padi sawah , SL-PHT padi sawah, pelatihan pertanian terpadu oleh P4S Antanan , Pelatihan pengembangan Agrobis Padi, Pelatihan penangkar benih padi dan palawija.  Basrani juga aktif mengikuti kegiatan Pekan Daerah (PEDA) dan Pekan Nasional (PENAS) KTNA.

Dengan adanya  pembangunan jembatan yang menghubungkan desa Sungai tuak dengan ibukota Kabupaten Paser pada tahun  2012, membuka isolasi desa yang terletak dipulau yang  dikelilingi oleh sungai tersebut,  ternyata  menjadikan Desa Sungai Tuak sebagai lokasi  yang menjadi perhatian Dinas Pertanian setempat sehingga banyak kegiatan pertanian yang dilaksanakan di Desa Sungai Tuak, Dengan potensi yang ada sebagai lahan pertanian dan lokasi strategis dekat  kota, banyak pembinaan yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian PNS Saprina Ismita, SP yang bertugas diDesa Sungai Tuak sejak tahun 2010,  mulai saat itu Basrani yang menjabat sebagai Ketua gapoktan dan pengurus kelompok tani  sangat banyak membantu PPL dalam kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman terpadu (SLPTT) maupun Sekolah Lapangan Pengendalian hama Terpadu (SL-PHT).

 Pada tahun 2012 Basrani diangkat sebagai petani pengamat hama oleh Balai Proteksi Tanaman  dan pada tahun  2014 ditunjuk  sebagai penyuluh swadaya  Desa Sungai Tuak yang direkomendasikan oleh Penyuluh pertanian PNS Desa Sungai Tuak Saprina Ismita, SP dari Badan Ketahan pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kabupaten Paser .

           

Kegiatan di lapangan yang telah dilaksanakan oleh Basrani adalah  mempraktekan tanam padi dengan sistem jajar legowo,  membuat kompos /bokashi dengan memanfaatkan limbah jerami dan arang sekam, memakai pagar mulsa plastik untuk melindungi  tanaman padi dari serangan tikus, menjadi penangkar benih padi dan melakukan  pengamatan hama menggunakan light trap (lampu perangkap) untuk pengendalian hama terpadu yang akan disampaikan kepada para petani di Desa Sungai Tuak.  Pada tahun 2014, Gapoktan Desa Sungai Tuak mendapatkan mesin tanam padi  dan saat ini  petani  mulai  memakai alat tersebut agar bisa menanam padi lebih cepat.

Penghargaan yang diperoleh antara lain :Pada tahun 2014, Gapoktan Sri Sumber Rejeki yang diketuai Basrani  mendapatkan penghargaan sebagai juara II Gapoktan berprestasi Tingkat Kabupaten Paser.  Mendapatkan  Juara Harapan III Lomba inovasi Teknologi Tepat Guna (Alat Garu Tanah) Tingkat kabupaten Paser Tahun 2015. (Prinais)